Jumat, 03 Mei 2013

Hipotermia


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

 Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin.Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C.Tubuh manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu antara 36,5-37,5 °C. Di luar suhu tersebut, respon tubuh untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh.
Kondisi ini sering terjadi pada neonatus yang baru lahir. Di dalam tubuh ibunya, suhu tubuh fetus selalu terjaga, begitu lahir maka hubungan dengan ibunya sudah terputus dan neonatus harus mempertahankan suhu tubuhnya sendiri melalui aktifitas metabolismenya.Perubahan kondisi terjadi pada neonatus yang baru lahir. Di dalam tubuh ibunya, suhu tubuh fetus selalu terjaga, begitu lahir maka hubungan dengan ibunya sudah terputus dan neonatus harus mempertahankan suhu tubuhnya sendiri melalui aktifitas metabolismenya.
Semakin kecil tubuh neonatus, semakin sedikit cadangan lemaknya. Semakin kecil tubuh neonatus juga semakin tinggi rasio permukaan tubuh dengan massanya. Temperatur rektal biasanya lebih rendah 1-2 oF atau 0,556- 1,112 oC di banding suhu inti tubuhnya. Suhu membran timpani sangat akurat karena telinga tengah mempunyai sumber vascular yang sama sebagaimana vaskular yang menuju hipotalamus.
Suhu permukaan kulit meningkat atau turun sejalan dengan perubahan suhu lingkungan. Sedangkan suhu inti tubuh diatur oleh hipotalamus. Namun pada pediatrik, pengaturan tersebut masih belum matang dan belum efisien. Oleh sebab itu pada pediatrik ada lapisan yang penting yang dapat membantu untuk mempertahankan suhu tubuhnya serta mencegah kehilangan panas tubuh yaitu rambut, kulit dan lapisan lemak bawah kulit. Ketiga lapisan tersebut dapat berfungsi dengan baik dan efisien atau tidak bergantung pada ketebalannya. Sayangnya sebagian besar pediatrik tidak mempunyai lapisan yang tebal pada ketiga unsur tersebut.
Transfer panas melalui lapisan pelindung tersebut dengan lingkungan berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama panas inti tubuh disalurkan menuju kulit. Tahap kedua panas tubuh hilang melalui radiasi, konduksi, konveksi atau evaporasi.
Semakin kecil tubuh neonatus, semakin sedikit cadangan lemaknya. Semakin kecil tubuh neonatus juga semakin tinggi rasio permukaan tubuh dengan massanya. Temperatur rektal biasanya lebih rendah 1-2 oF atau 0,556- 1,112 oC di banding suhu inti tubuhnya. Suhu membran timpani sangat akurat karena telinga tengah mempunyai sumber vascular yang sama sebagaimana vaskular yang menuju hipotalamus
Suhu permukaan kulit meningkat atau turun sejalan dengan perubahan suhu lingkungan. Sedangkan suhu inti tubuh diatur oleh hipotalamus. Namun pada pediatrik, pengaturan tersebut masih belum matang dan belum efisien. Oleh sebab itu pada pediatrik ada lapisan yang penting yang dapat membantu untuk mempertahankan suhu tubuhnya serta mencegah kehilangan panas tubuh yaitu rambut, kulit dan lapisan lemak bawah kulit. Ketiga lapisan tersebut dapat berfungsi dengan baik dan efisien atau tidak bergantung pada ketebalannya. Sayangnya sebagian besar pediatrik tidak mempunyai lapisan yang tebal pada ketiga unsur tersebut. Transfer panas melalui lapisan pelindung tersebut dengan lingkungan berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama panas inti tubuh disalurkan menuju kulit. Tahap kedua panas tubuh hilang melalui radiasi, konduksi, konveksi atau evaporasi.

 

BAB II

PEBAHASAN


2.1       Devinisi  Hipotermi

Hipotermia adalah kondisi di mana tubuh kita mengalami penurunanan suhu inti (suhu organ dalam). Hipotermia bisa menyebabkan terjadinya pembengkakan di seluruubuh (Edema Generalisata), menghilangnya reflex tubuh (areflexia), koma, hingga menghilangnya reaksi pupil mata. Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh < 32 derajat celcius. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low reading termometer) sampai 25 derajat celcius. Di samping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Suhu normal pada bayi neonatus adalah adalah 36,5-37,5 derajat Celsius (suhu ketiak). Hipotermi merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir, terutama dengan berat badan kurang dari 2,5 Kg Gejala awal hipotermi apabila suhu kurang dari 36 derajat Celsius atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang  (suhu 32–36 derajat Celsius). Disebut hipotermi berat bila suhu < 32 derajat Celsius, diperlukan termometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25 derajat Celsius.
Hipotermi dibedakan atas :
1.      Stres dingin (36 -36,5 Derajat Celcius)
2.      Hipotermi sedang (32 -36 Derajat Celcius)
3.      Hipotermi berat (dibawah 32 Derajat Celcius)
Bayi-bayi yang sangat rawan terhadap hipotermi yaitu :                                                                   
1.      Bayi kurang bulan / premature
2.      Berat bayi lahir randah
3.      Bayi sakit

2.2       Jenis-Jenis Hipotermi

Beberapa jenis hipotermia, yaitu
v  Accidental hypothermia terjadi ketika suhu tubuh inti menurun hingga <35°c.>
v  Primary accidental hypothermia merupakan hasil dari paparan langsung terhadap
             udara dingin pada orang yang sebelumnya sehat.
v  Secondary accidental hypothermia merupakan komplikasi gangguan sistemik
(seluruh tubuh) yan serius. Kebanyakan terjadinya sih di usim dingin (salju) dan iklim dingin.

Berdasarkan kejadiannya, hipotermia dibagi atas:
Hipotermia sepintas, yaitu penurunan suhu tubuh 1–2 derajat Celsius sesudah lahir. Suhu tubuh akan menjadi normal kembali sesudah bayi berumur 4-8 jam, bila suhu lingkungan diatur sebaik-baiknya. Biasanya hal ini terdapat pada BBLR, hipoksia (suatu keadaan dimana suplai oksigen tidak mencukupi untuk keperluan sel, jaringan atau organ), ruangan tempat bersalin yang dingin, bila bayi tidak segera dibungkus setelah lahir, terlalu cepat dimandikan (kurang dari 4 jam sesudah lahir), dan pemberian morfin pada ibu yang sedang bersalin.
Hipotermia akut terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama 6-12 jam. Umumnya terdapat pada bayi dengan BBLR di ruang tempat bersalin yang dingin, inkubator yang tidak cukup panas, kelalaian terhadap bayi yang akan lahir, yaitu diduga mati dalam kandungan tetapi ternyata hidup dan sebagainya. Gejalanya adalah lemah, gelisah, pernapasan dan bunyi jantung lambat serta kedua kaki dingin. Terapi yang dilakukan adalah dengan segera memasukkan bayi ke dalam inkubator yang suhunya telah diatur menurut kebutuhan bayi dan dalam keadaan telanjang supaya dapat diawasi dengan teliti.
Hipotermia sekunder. Penurunan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh suhu lingkungan yang dingin, tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, sindrom gangguan pernapasan dengan hipoksia atau hipoglikemia, perdarahan intra-kranial tranfusi tukar, penyakit jantung bawaan yang berat, dan bayi dengan BBLR serta hipoglikemia. Pengobatannya ialah dengan mengobati penyebabnya, misalnya dengan pemberian antibiotik, larutan glukosa, oksigen, dan sebagainya.Pemeriksaan suhu tubuh pada bayi yang sedang mendapat tranfusi tukar harus dilakukan beberapa kali karena hipotermia harus diketahui secepatnya. Bila suhu tubuh bayi sekitar 32 derajat Celsius, tranfusi tukar harus dihentikan untuk sementara waktu sampai suhu tubuh menjadi normal kembali.
Cold injury, yaitu hipotermia yang timbul karena terlalu lama dalam ruangan dingin (lebih dari 12 jam). Gejalanya ialah lemah, tidak mau minum, badan dingin,  suhu berkisar antara 29,5–35 derajat Celsius, tak banyak bergerak, edema, serta kemerahan pada tangan, kaki, dan muka seolah-olah bayi dalam keadaan sehat; pengerasan jaringan subkutis.
Bayi seperti ini sering mengalami komplikasi infeksi, hipoglikemia, dan perdarahan. Pengobatannya ialah dengan memanaskan secara perlahan-lahan, antibiotik, pemberian larutan glukosa 10 persen, dan kortikosteroid.

2.3       Penyebab Hipotermi

Berikut penyebab terjadinya penurunan suhu tubuh pada bayi :
a.       Luas permukaan tubuh pada bayi baru lahir (terutama jika berat badannya rendah), relatif lebih
       besar dibandingkan dengan berat badannya sehingga panas tubuhnya cepat hilang.
b.      Pada cuaca dingin, suhu tubuhnya cenderung menurun.Panas tubuh juga bisa hilang melalui penguapan, yang bisa terjadi jika seorang bayi yang baru lahir dibanjiri oleh cairan ketuban.
c.       Etiologi Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
d.      Jaringan lemak subkutan tipis.
e.       Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
f.       Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
g.       BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan.
h.      Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang beresiko tinggi mengalami hipotermi.
Neonatus mudah sekali terkena hipotermi yang disebabkan oleh:
a.       Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna
b.      Permukaan tubuh bayi relatif lebih luas
c.       Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas
d.      Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakainnya agar dia tidak kedinginan
Keadaan yang menimbulkan kehilangan panas yang berlebihan, seperti lingkungan dingin, basah, atau bayi yang telanjang,cold linen, selama perjalanan dan beberapa keadaan seperti mandi, pengambilan sampel darah, pemberian infus, serta pembedahan. Juga peningkatan aliran udara dan penguapan. Ketidaksanggupan menahan panas, seperti pada permukaan tubuh yang relatif luas, kurang lemak, ketidaksanggupan mengurangi permukaan tubuh, yaitu dengan memfleksikan tubuh dan tonus otot yang lemah yang mengakibatkan hilangnya panas yang lebih besar pada BBLR.Kurangnya metabolisme untuk menghasilkan panas, seperti defisiensib ro wn fat, misalnya bayi preterm, kecil masa kelahiran, kerusakan sistem syaraf pusat sehubungan dengan anoksia, intra kranial hemorrhage, hipoksia, dan hipoglikemia. Hipotermi dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekelilingi bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak di terapkan secara tepat,terutama pada masa stabilisasi yaitu:6-12 jam pertama setelah lahir.
Hipotermia juga bisa menyebabkan hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah), asidosis metabolik (keasaman darah yang tinggi) dan kematian.Tubuh dengan cepat menggunakan energi agar tetap hangat, sehingga pada saat kedinginan bayi memerlukan lebih banyak oksigen. Karena itu, hipotermia bisa menyebabkan berkurangnya aliran oksigen ke jaringan.
jika suhu inti terancam menurun, sebagai upaya untuk mengatasinya adalah dengan mengatur produksi panas (tremor otot dan gerak tubuh). Kedinginan yang mengancam akan memicu “perubahan sikap”, tergantung penyebab yang mendasarinya (misalnya dengan melindungi terhadap angin dengan penambahan pakaian, meninggalkan kolam renang, berkemul, dll). Jika reaksi “perubahan sikap” ini tidak muncul (tidak dilakukan) dapat terjadi hipotermia, yakni penurunan suhu inti di bawah 35 drajatC. Hal ini dapat terjadi karena alasan fisik yang tidak memungkinkan keluar dari situasi tersebut, atau bahaya hipotermia yang tidak disadari, atau akibat ganggua neurologist, hormon, atau metabolic. Membenamkan diri di dalam air bersuhu 5 – 10 drajatC selama 10 menit dapat menimbulkan hipotermia (tergantung ketebalan lemak). Memakai pakaian basah ditempat dengan hembusan angin yang kuat bersuhu lingkungan 0 drajatC dapat menyebabkan hipotermia dalam waktu kurang dari 1 jam.
            Risiko hipotermia terutama terdapat pada orang yang sudah tua (rentang pengaturan suhunya mulai terbatas) dan bayi (terutama bayi baru lahir) karena perbandingan luas permukaan dengan massa tubuh relatif besar, produksi panas basal yang kurang, dan lapisan lemak subkutan yang masih tipis. Orang dewasa muda yang tidak berpakaian tetap dapat mempertahankan suhu inti meskipun suhu lingkungan turun menjadi 27 drajatC karena produksi panas basalnya cukup. Pada neonatus, hipotermia dapat terjadi pada suhu lingkungan <34 drajatC.

2.4      TANDA DAN GEJALA HIPOTERMI

Gejalanya bisa berupa:
GEJALA HIPOTERMI pada bayi baru lahir
v  Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh,bayi menjadi kurang aktif,tidak kuat menghisap asi,dan menangis lemah
v  Timbulnya sklerema atau kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung,tungkai dan tangan.
v  Muka bayi berwarna merah terang
v  tampak mengantuk
v  kulitnya pucat dan dingin
v  emah, lesu ,menggigil.
v  kaki dan tangan bayi teraba lebih dingin dibandingkan dengan bagian dada
v  ujung jari tangan dan kaki kebiruan
v  Bayi tidak mau minum/menyusui
v  Bayi tampak lesu atau mengantuk saja
v  Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema).

Tanda-tanda klinis hipotermia:
Hipotermia sedang:
v  Kaki teraba dingin
v  Kemampuan menghisap lemah
v  Tangisan lemah
v  Kulit berwarna tidak rata atau disebut kutis marmorata
Hipotermia berat
v  Sama dengan hipotermia sedang
v  Pernafasan lambat tidak teratur
v  Bunyi jantung lambat
v  Mungkin timbul hipoglikemi dan asidosisi metabolik
Stadium lanjut hipotermia
v  Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang
v  Bagian tubuh lainnya pucat
v  Kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan
sklerema)
Menurut tingkat keparahannya, Gejala Klinis hipotermia dibagi menjadi 3 ,
Mild atau ringan
1.      Sistem saraf pusat: amnesia, apati, terganggunya persepsi halusinasi
2.      Cardiovaskular: denyut nadi cepat lalu berangsur melambat, meningkat4nya tekanandarah,
3.      Penafasan: nafas cepat lalu berangsur melambat,
4.      Saraf dan otot: gemetar, menurunnya kemampuan koordinasi otot
Moderate, sedang
1.      Sistem saraf pusat: penurunan kesadaran secara berangsur, pelebaran pupil
2.      Cardiovaskular: penurunan denyut nadi secara berangsur
3.      Pernafasan: hilangnya reflex jalan nafas(seperti batuk, bersin)
4.      Saraf dan otot: menurunnya reflex, berkurangnya respon menggigil, mulai munculnya kaku tubuh akibat udara dingin
Severe, parah
1.      Sistem saraf pusat: koma,menurunnya reflex mata(seperti mengdip
2.      Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur, menghilangnya tekanan darah sistolik
3.      Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
4.      Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer

2.5       MEKANISME TERJADINYA HIPOTERMI

Penurunan suhu tubuh pada bayi terjadi melalui :
  •   tidak segera diberi pakaian, tutup kepala, dan dibungkus, 
  • Berat bayi lahir rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg atau bayi dengaan lingkar lengan kurang dari 9,5 cm atau bayi dengan tanda-tanda otot lembek, kulit kerput.Bayi lahir sakit seperti asfiksia, infeksi sepsis dan sakit berat .
  •  Evaporasi (menguapnya cairan dari kulit bayi yang basah)adalah cairan atau air ketuban yang membasahi kulit bayi menguap. misalnya: Ketika bayi baru lahir tidak segera dibersihkan, lalu terlalu cepat dimandikan
  •  Radiasi (memancarnya panas tubuh bayi ke lingkungan sekitar yang lebih dingin)adalah panas yang hilang dari obyek yang hangat (bayi) ke obyek yang dingin atau panas tubuh bayi memancar ke lingkungan sekitar  bayi yang lebih dingin misalnya: diletakkan pada ruangan yang dingin, tidak segera didekapkan pada ibunya, dipisahkan dari ibunya, tidak segera disusui ibunya. 
  •  Konduksi (pindahnya panas tubuh apabila kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin)adalah pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langung kontak dengan permukaan yang lebih dingin misalnya: tidak segera diberi pakaian, tutup kepala, dan dibungkus.
  •  Konveksi yaitu h udara hilangnya panas tubuh bayi karna aliran udara sekeliling bayi:misalnya bayi baru lahir diletakkan di dekat pintu,jendela terbuka..

2.6         PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN HIPOTERMI

Mengatasi bayi hipotermi dilakukan dengan cara :
Prinsip penanganan hipotermia adalah penstabilan suhu tubuh dengan menggunakan selimut hangat (tapi hanya pada bagian dada, untuk mencegah turunnya tekanan darah secara mendadak) atau menempatkan pasien di ruangan yang hangat. Berikan juga minuman hangat(kalau pasien dalam kondisi sadar).
Pencegahan dan Penanganan Hipotermi Pemberian panas yang mendadak, berbahaya karena dapat terjadi apnea sehingga direkomendasikan penghangatan 0,5-1°C tiap jam (pada bayi < 1000 gram penghangatan maksimal 0,6 °C). (Indarso, F, 2001). Alat-alat Inkubator Untuk bayi < 1000 gram, sebaiknya diletakkan dalam inkubator. Bayi-bayi tersebut dapat dikeluarkan dari inkubator apabila tubuhnya dapat tahan terhadap suhu lingkungan 30°C. Radiant Warner Adalah alat yang digunakan untuk bayi yang belum stabil atau untuk tindakan-tindakan. Dapat menggunakan servo controle (dengan menggunakan probe untuk kulit) atau non servo controle (dengan mengatur suhu yang dibutuhkan secara manual).
Pencegahan Hipotermia Pada Bayi:
  • Bayi dibungkus dengan selimut dan kepalanya ditutup dengan topi. Jika bayi harus dibiarkan telanjang untuk keperluan observasi maupun pengobatan, maka bayi ditempatkan dibawah cahaya penghangat.Untuk mencegah hipotermia, semua bayi yang baru lahir harus tetap berada dalam keadaan hangat. 
  • Di kamar bersalin, bayi segera dibersihkan untuk menghindari hilangnya panas tubuh akibat penguapan lalu dibungkus dengan selimut dan diberi penutup kepala.
  •  melaksanakan metode kanguru, yaitu bayi baru lahir dipakaikan popok dan tutup kepala diletakkan di dada ibu agar tubuh bayi menjadi hangat karena terjadi kontak kulit langsung.Bila tubuh bayi masih teraba dingin bisa ditambahkan selimut. 
  •  bayi baru lahir mengenakan pakaian dan selimut yang disetrika atau dihangatkan diatas tungku.  
  • menghangatkan bayi dengan lampu pijar 40 sampai 60 watt yang diletakkan pada jarak setengah meter diatas bayi. 
  •  meminta pertolongan kepada petugas kesehatan terdekat. 
  •  dirujuk ke rumah sakit
  •  Terapi yang bisa diberikan untuk orang dengan kondisi hipotermia, yaitu jalan nafas harus tetap terjaga juga ketersediaan oksigen yang cukup.
          Gejala kedinginan yang lebih parah akan membuat gerakan tubuh menjadi tidak terkoordinasi, berjalan sempoyongan dan tersandung-sandung. Pikiran menjadi kacau, bingung, dan pembicaraannya mulai ngacau. Kulit tubuh terasa sangat dingin bila disentuh, nafas menjadi pendek dan lamban. Denyut nadi pun menjadi lamban, seringkali menjadi kram bahkan akhirnya pingsan. Untuk membantu penderita sebaiknya jangan cepat-cepat menghangatkan korban dengan botol berisikan air panas atau membaringkan di dekat api atau pemanas. Jangang menggosok-gosok tubuh penderita. Jika korban pingsan, baringkan dia dalam posisi miring. Periksa saluran pernafasan, pernafasan dan denyut nadi. Mulailah pernafasan buatan dari mulut dan menekan dada.Pindahkan ke tempat kering yang teduh. Ganti pakaian basah dengan pakaian kering yang hangat, selimuti untuk mencegah kedinginan. Jika tersedia, gunakan bahan tahan angin, seperti alumunium foil atau plastik untuk perlindungan lebih lanjut.
            Panas tubuh dari orang lain juga bagus untuk diberikan, suruh seseorang melepas pakaian, dan berbagi pakai selimut dengan si korban. Jika penderita sadar, berikan minuman hangat jangan memberikan minuman alkohol. Segeralah cari bantuan medis. Bila kita melakukan kegiatan luar ruangan (pendakian gunung khususnya) pada musim hujan atau di daerah dengan curah hujan tinggi, harus membawa jas hujan, pakaian hangat (jaket tahan air dan tahan angin) dan pakaian ganti yang berlebih dua tiga stel, serta kaus tangan dan topi ninja juga sangat penting.


Melakukan tujuh rantai hangat, yaitu
  1. menyiapkan tempat melahirkan yang hangat, kering, bersih, penerangan cukup. 
  2. Mengeringkan tubuh bayi segera ssetelah lahir dengan handuk kering dan bersih 
  3. Menjaga bayi tetap hangat dengan mendekap bayi di dada 
  4. ibunya dan keduanya di selimuti. 
  5. memberi ASI sedini mungkin dalam waktu 30 menit setelah melahirkan agar bayi memperoleh kalori. 
  6. mempertahankan kehangatan pada bayi. 
  7. memberi perawatan bayi baru lahir yang memada 
  8. melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan / perawatan bayi baru lahir
    Menunda memandikan bayi baru lahir :
  • pada bayi normal tunda memandikannya sampai 24 jam. 
  • pada bayi berat badan lahir rendah tunda memandikannya lebih lama lagi. 
  • Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan setiap orang ialah metode dekap, yaitu bayi diletakkan telungkup dalam dekapan ibunya dan keduanya diselimuti agar bayi senantiasa hangat.



2.7       PATOFISIOLOGI HIPOTERMI

          Sewaktu kulit bayi menjadi dingin, saraf afferen menyampaikan pada sentral pengatur panas di  hipothalamus. Saraf yang dari hipothalamus sewaktu mencapaib ro wn fat memacu pelepasan noradrenalin lokal sehingga trigliserida dioksidasi menjadi gliserol dan asam lemak. Blood gliserol  level meningkat, tetapi asam lemak secara lokal dikonsumsi untuk menghasilkan panas. Daerah brown fat menjadi panas, kemudian didistribusikan ke beberapa bagian tubuh melalui aliran darah.
Ini menunjukkan bahwa bayi akan memerlukan oksigen tambahan dan glukosa untuk metabolisme yang digunakan untuk menjaga tubuh tetap hangat.Methabolicther mogenesis yang efektif memerlukan integritas dari sistem syaraf sentral,kecukupan darib r own fat, dan tersedianya glukosa serta oksigen. Perubahan fisiologis akibat hipotermia yang terjadi pada sistem syaraf pusat antara lain:
  • depresi linier dari metabolisme otak, amnesia, apatis, disartria, pertimbangan yang terganggu adaptasi yang salah, EEG yang abnormal,depressi kesadaran yang progresif,dilatasi pupil, dan halusinasi. Dalam keadaan berat dapat terjadi kehilangan autoregulasi otak, aliran darah otak menurun, koma, refleks okuli yang hilang, dan penurunanyangprogressif dari aktivitas EEG.
Pada jantung dapat terjadi takikardi, kemudian bradikardi yang progressif, kontriksi pembuluh darah, peningkatan cardiacout put, dan tekanan darah. Selanjutnya,peningkatan aritmia atrium dan ventrikel, perubahan EKG dan sistole yang memanjang;
penurunan tekanan darah yang progressif, denyut jantung, dan cardiacout put disritmia serta asistole. Pada pernapasan dapat terjadi takipnea, bronkhorea, bronkhospasma, hipoventilasi konsumsi oksigen yang menurun sampai 50%, kongesti paru dan edema, konsumsi oksigen yang menurun sampai 75%, dan apnoe. Pada ginjal dan sistem endokrin, dapat terjadicold diuresis, peningkatan katekolamin, steroid adrenal, T3 dan T4 dan menggigil; peningkatan aliran darah ginjal sampai 50%, autoregulasi ginjal yang intak, dan hilangnya aktivitas insulin. Pada keadaan berat, dapat terjadi oliguri yang berat, poikilotermia, dan penurunan
Akibat-akibat yang di timbulkan oleh hipotermi:
1.      HipoglikemiAsidosis metabolik, karena vasokonstrtiksi perifer dengan metabolisme anaerob.
2.      Kebutuhan oksigen yang meningkat.
3.      Metabolisme meningkat sehingga pertumbuhan terganggu.
4.      Gangguan pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang menyertai hipotermi berat.
5.      Shock.
6.      Apnea.
7.      Perdarahan Intra Ventricular
          Kedinginan yang terlalu lama dapat menyebabkan tubuh beku, pembuluh darah dapat mengerut dan memutus aliran darah ke telinga, hidung, jari dan kaki. Dalam kondisi yang parah mungkin korban menderita ganggren (kemuyuh) dan perlu diamputasi. Hipotermia bisa menyebabkan terjadinya pembengkakan di seluruubuh (Edema Generalisata), menghilangnya reflex tubuh (areflexia), koma, hingga menghilangnya reaksi pupil mata. Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh < 320C. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low reading termometer) sampai 250C. Di samping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian

2.8  PENATALAKSANAAN

  • Bayi yang mengalami hipotermia biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan yang harus segera dilakukan adalah segera menghangatkan bayi di dalam incubator atau melalui penyinaran lampu.
  •  Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit secara langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap hangat, tubuh ibu dan bayi harus berada di dalam satu pakaian ( merupakan teknologi tepat guna baru) disebut dengan metode kanguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar berkancing depan. 
  •  Bila tubuh bayi masih  dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang disetrika terlebih dahulu, yang digunakan untuk menutupi tubuh ibu dan bayi. Lakukanlah brulang kali sampai tubuh bayi hangat. 
  • Biasanya bayi hipotermia menderita hipoglikemia, sehingga bayi harus diberi ASI sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak menghisap, diberi infuse glukosa 10% sebanyak 60-80 ml/kg per hari.







1 komentar:

  1. bagaimana mekanisme terjadinya perubahan suhu hipotermi dan faktor yang mempengaruhi perubahan suhu tersebut?

    BalasHapus